Tepat sejak tahun 1985, saat kami, keluarga Sudana mulai merintis Bali Beans, kami rajin mengumpulkan kotoran Luwak dari kebun. Namun, kami melakukannya bukan untuk menghasilkan keuntungan, melainkan sebagai wujud terima kasih kami terhadap 'hadiah' yang diberikan alam. Kami memprosesnya dengan tekun, semata-mata agar para tamu dapat menikmati Kopi Luwak setiap ada pertemuan dan pernikahan adat Bali.
Bagi Ayu Sudana kecil, sebagai Mitra Pengelola Bali Beans, ini adalah petualangan di mana Ia berjalan pagi-pagi menjelajahi perkebunan keluarga, mencari dan menemukan kotoran segar Luwak di bawah pohon dan mengumpulkannya sebagai imbalan uang saku dari orang tuanya.
Saat ini, reputasi Kopi Luwak telah ternoda karena beberapa petani yang terlibat dalam praktik kejam menggunakan Luwak penangkapan untuk produksi kopi. Kami, Bali Beans, hingga kini masih mencari kotoran liar Luwak di bawah pohon setiap pagi. Kami mengumpulkannya dengan tangan selagi masih segar, mirip dengan cara yang dulu dilakukan Ayu Sudana kecil, dan kami memprosesnya dalam jumlah minor.
Dengan menjaga agar Luwak tetap benar-benar liar dan bebas dari sangkar saat mereka berkeliaran di perkebunan kami, kami berkontribusi pada mata pencaharian berkelanjutan bagi para petani kami. Sesuai dengan visi kami, kami dapat memberikan produk unggulan kepada petani kecil kami, yang membantu melestarikan warisan tradisional kami, habitat hutan alami di wilayah Kintamani, sambil tetap menghadirkan kepada Anda Kopi Luwak liar premium untuk Anda nikmati.
Hubungi kami dan kami akan mengonfirmasi harga Kopi Luwak beserta stok yang tersedia.
Terima kasih sudah berlangganan